SAMARINDA. KOMINFONEWS - Wali Kota Samarinda,Dr H Andi Harun, kembali menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan kota dengan menyerahkan bantuan ProBebaya 2024 secara simbolis kepada warga Kecamatan Samarinda Ulu. Acara ini berlangsung di Polder Air Hitam, Jumat (13/9/2024), dihadiri oleh masyarakat setempat, tokoh masyarakat, serta pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda.

Dalam sambutannya, Andi Harun menyampaikan Kecamatan Samarinda Ulu termasuk Kecamatan yang dijadikan sebagai pusat perekonomian, pendidikan, dan pemukiman di Kota Samarinda. Ia menekankan bahwa kawasan ini memiliki peran strategis dalam perkembangan kota.

"Kecamatan Samarinda Ulu ini merupakan salah satu pusat perekonomian Kota Samarinda, selain itu juga menjadi wilayah penting dalam hal pendidikan dan pemukiman. Karena itulah, peran Kecamatan ini sangat vital bagi Samarinda," jelas Andi Harun.

Andi Harun juga menyoroti tantangan pemerataan pembangunan yang dihadapi, tidak hanya oleh Kota Samarinda, namun juga hampir seluruh wilayah Indonesia. Ia mengakui bahwa setiap kepala daerah memiliki tantangan yang sama, yakni menciptakan inovasi agar pembangunan yang dilakukan dapat mencerminkan keadilan yang merata di setiap wilayah.

"Keluhan soal pemerataan pembangunan bukan hanya terjadi di Samarinda, tetapi hampir di seluruh Indonesia. Semua kepala daerah terus berupaya mencari inovasi agar pembangunan yang ada dapat mencerminkan keadilan dan pemerataan," ujarnya.

Salah satu solusi yang dihadirkan adalah program ProBebaya. Sebelum program ini diluncurkan, Andi Harun menjelaskan, proses Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) sering kali terhambat. Para Ketua RT kerap kali mengajukan proposal pembangunan selama bertahun-tahun namun tidak kunjung mendapatkan persetujuan.

"Sebelum ada ProBebaya, Musrenbang itu ribet. Banyak Ketua RT yang mengajukan proposal bertahun-tahun tetapi tidak berhasil. Ada yang dapat, ada juga yang tidak. Ini menimbulkan ketidakpuasan di kalangan warga," kata Andi Harun.

Melalui ProBebaya, Pemkot Samarinda mengalokasikan dana sebesar Rp100 juta per RT setiap tahunnya, yang digunakan untuk mendanai berbagai kegiatan pembangunan di tingkat lokal. Program ini, yang awalnya diragukan oleh banyak pihak, kini telah terbukti memberikan dampak positif. Menurut Andi Harun, dana tersebut telah membantu menciptakan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Samarinda.

"Waktu kampanye, banyak yang memandang sinis terhadap program ini. Mereka bertanya, dari mana bisa ada dana Rp100 juta per RT. Memang, saat itu APBD Samarinda masih kecil, sekitar Rp2,8 triliun, di mana sebagian besar anggaran digunakan untuk gaji, belanja rutin, dan operasional," jelasnya.

Namun, berkat manajemen yang baik, di bawah kepemimpinannya, APBD Kota Samarinda kini mencapai Rp5,7 triliun. Dengan anggaran yang lebih besar, program ProBebaya dapat berjalan secara efektif, memberikan manfaat langsung bagi masyarakat di tingkat RT.

"Sekarang, dengan APBD yang mencapai Rp5,7 triliun, kita bisa mengalokasikan dana untuk ProBebaya ini. Ini bukan hanya soal anggaran, tapi juga tentang bagaimana masyarakat ikut belajar merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi program pembangunan di wilayah mereka masing-masing," tambah Andi Harun.

Ia juga menegaskan bahwa program ini membuktikan bahwa warga Samarinda mampu mengelola anggaran dan menjalankan program pembangunan secara mandiri. Andi Harun mengajak semua pihak untuk tidak meremehkan kemampuan masyarakat dalam berperan serta dalam pembangunan daerah.

"Jangan pernah menganggap bahwa masyarakat tidak punya pengalaman di pemerintahan, sehingga mereka tidak bisa melaksanakan anggaran. Nyatanya, sejak ProBebaya ini berjalan, warga Samarinda mampu membuktikan bahwa mereka bisa menjadi contoh," tegasnya.

Selain membahas program pembangunan, Andi Harun juga memberikan pesan penting terkait dengan Pilkada yang akan segera berlangsung. Ia mengimbau warga Kecamatan Samarinda Ulu untuk menjaga kerukunan dan tidak terpecah belah akibat perbedaan pilihan politik.

"Mendekati Pilkada, saya ingin mengingatkan agar kita tetap rukun dan tidak terpecah belah. Perbedaan pilihan itu wajar, tapi marilah kita tetap memilih sesuai dengan hati nurani," tutup Andi Harun. (FER/KMF-SMR)